Senin, 24 Desember 2018

Puisi


 Permata Suciku

Pagi yang indah
dengan suara ombak
yang begitu merdu
dipinggiran pantai berpasir putih
panas namun sejuk

Seorang ibu yang tengah menjahit
disebuah kursi indah depan rumah
senyum tulus senantiasa mereka indah
pada kedua bibir yang memerah

kedua matanya sangatlah elok dipandang mata
Sunggu kedua bola mata yang begitu indah
Aku terus memandanginya dan membuatku tersadar
mata itulah yang membuatku terus semangat
Disaat lelah menghampiriku
Aku tersadar masih ada kedua mata yang ingin melihatku
sukses dikemudian hari.

Dariku
Wanita yang berbeda

Kamis, 15 Februari 2018

Sedikit Ulasan

Tinggalkan saja aku...

Mengapa kini kau berubah disaat aku benar-benar mencintaimu. Bukankah kita pernah berjanji bahwa kita akan selalu saling setia? apakah kau sudah lupa dengan janji itu? ataukah kau hanya pura-pura lupa?. entahlah hanya Sang Maha Pencipta yang mengetahuinya, yang jelas saat ini hatiku benar-benar rapuh. Tak usah kau tanyakan mengapa? sebab didalam hatimu sudah tau jawabannya. Ku mohon jangan pernah datang lagi disaat hatiku sudah benar-benar tak menginginkanmu ada disini. Kau tidak tahu bagaimana sakitnya hatiku dan kau hanya tahu bagaimana cara menyakiti dan kau tahu luka itu sudah terlalu dalam untuk diobati. Mungkin saat ini kau belum menyadarinya, semoga kelak engkau dapat menyadarinya.


                                                                                                                                 Dariku

Wanita yang Berbeda

Puisi

Surat yang Tak Tersampaikan   Oleh : Yuliana   Surat itu tersirat bagaikan debu Yang tak dapat kulampiaskan satu persatu Namun ku coba...